Cute Cursor

Kamis, 17 Mei 2012

Modul Belajar Sistem Peredaran Darah SMP Part 2

(Lanjutan dari  Modul Belajar Sistem Peredaran Darah SMP Part 1--> http://evykingbio.blogspot.com/2012/05/modul-belajar-sistem-peredaran-darah.html )
B. DARAH
1. Fungsi Darah
     Darah berfungsi antara lain, sebagai berikut :
a. Mengangkut bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh, yaitu O2, nutrisi (sari makanan), hormon, dan sebaliknya mengangkut sisa metabolisme dari jaringan tubuh ke alat alat eksresi.
b. Mengendalikan stabilitas suhu tubuh.
c. Sebagai alat pertahanan tubuh untuk melawan infeksi, dengan antibodi dan leukosit.
d. Mengatur keseimbanagan pH untuk menghindari kerusakan jaringan karena adanya senyawa buffer berupa hemoglobin, oksihemoglobin, bikarbonat, fosfat, dan protein plasma.
e. Berperan dalam pembekuan darah jika terjadi luka.
2. Komponen-Komponen Darah
    a. Plasma Darah
            Plasma darah merupakan bagian cair yang berwarna kekuningan, terdiri
atas:
1) hampir 90% air yang di dalamnya terlarut berbagai macam zat, sari makanan, garam mineral, hormon, enzim, protein, dan zat sisa metabolisme.
2) garam-garam mineral, misalnya NaCl, KCl dan garam-garam fosfat. Adanya garam menyebabkan tekanan darah dalam pembuluh darah kapiler lebih besar daripada tekanan darah dalam jaringan sehingga darah yang terdapat di dalam pembuluh kapiler dapat masuk dalam jaringan. Sebaliknya tekanan darah dalam jaringan lebih besar daripada tekanan darah pada vena sehingga darah dari jaringan dapat masuk ke vena. Hal ini menyebabkan adanya keseimbangan pada tekanan darah.
3) protein plasma, yang terdiri atas :
a) globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi dan protrombin
b) fibrinogen berfungsi dalam proses pembekuan darah
c) albumin berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik darah, yaitu dengan adanya albumin di dalam plasma maka tekanan osmotik di dalam sel darah dengan plasma darah kira-kira sama sehingga cairan plasma tidak dapat ke dalam sel darah.
d) serum plasma darah yang tidak mengandung fibrinogen dan berisi antibodi.
e) antitoksin, berfungsi menetralkan racun.
f) opisimin berfungsi memacu sifat fagosit pada leukosit.

Gambar. Plasma darah
b. Sel-Sel Darah
   1. Sel darah merah (eritrosit)
$    Berbentuk bundar bikonkaf (cekung di kedua sisi), berdiameter 7–8 mm, tidak berinti dan warnanya merah karena mengandung hemoglobin (Hb), yaitu protein rangkap yang mengandung Fe terdiri atas hemin dan globin.
$    Setiap 1 mm3 darah mengandung 4-6 juta banyaknya sel darah merah pada laki-laki dewasa 5 juta/mm3, sedangkan wanita dewasa 4,5 juta mm3.

Gambar. Eritrosit
$    Eritrosit pada orang dewasa dibentuk di dalam sumsum merah tulang, sedangkan pada embrio dibentuk di dalam hati dan limpa.
$    Usia eristrosit ± 120 hari, sel yang sudah tua akan mati dan dirombak di dalam hati dan limpa oleh sel-sel histiosit.
$    Proses perombakan sel darah merah :
Hemoglobin dilepas --> Fe diambil dan disimpan di
hati --> selanjutnya dikirim ke sumsum merah tulang untuk membentuk
hemoglobin baru dengan menggunakan Globin, sedangkan Hemin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin (zat warna empedu) --> kemudian dikeluarkan di usus, seterusnya keluar tubuh bersama feses.

Gambar. Proses perombakan eritrosit
2. Sel darah putih (leukosit)
$    bentuknya tidak teratur atau tidak tetap. Sel darah putih memiliki inti  sel tetapi tidak berwarna atau tidak memiliki pigmen.
$    Leukosit dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
a)  Granulosit
$    Jumlahnya hampir 75% dari seluruh leukosit, plasmanya  mengandung granula (butir-butir halus),
$    Granulosit merupakan sel fagosit, memakan benda asing, terutama bakteri.
$    Granulosit dibedakan berdasarkan reaksi granulanya terhadap zat pewarna, yaitu :
1) eosinofil, menyerap zat warna yang bersifat asam (eosin) granulanya berwarna merah jumlahnya ± 4%;
2) basofil, menyerap zat warna yang bersifat busa (methylen biru) granulanya berwarna biru, jumlahnya ± 1%;
3) neutrofil, menyerap zat warna baik yang bersifat asam maupun basa, granulanya berwarna merah kebiruan, jumlahnya ± 70% merupakan fagosit.
b) Agranulosit
$    Plasma agranulosit tidak mengandung granula (butiran), intinya relatif besar, jumlahnya ± 25%.
$    Agranulosit dibedakan menjadi dua yaitu:
(1) Limfosit,  jumlahnya ± 23%. Dibentuk dalam sumsum merah, limpa, dan kelenjar limfa. Fungsi limfosit tidak sebagai fagosit tetapi untuk membentuk antibodi.
(2) Monosit, ukuran selnya besar ± 9-12 Ī¼m dan jumlahnya hanya sedikit. Dibentuk di hati dan limpa. Fungsi monosit sama dengan granulosit, memakan bakteri dan benda asing lainnya. Monosit dapat berpindah dari aliran darah ke jaringan. Pada jaringan, monosit membesar dan bersifat fagosit menjadi makrofag.

                  Gambar. Macam-macam leukosit
3) Keping darah pembeku (Trombosit)
$    Trombosit bentuknya tidak beraturan, berukuran kecil ± 3 Ī¼ dan tidak
$    memiliki inti. Jumlahnya ± 200.000 - 450.000/mm3 darah.
$    Trombosit berfungsi dalam proses pembekuan darah jika terjadi luka.
$    Proses pembekuan darah :

3. Golongan Darah
     Golongan darah mempunyai arti penting dalam melakukan transfusi. Darah yang diberikan harus sesuai dengan golongan darah penerima karena darah manusia tidak semuanya sama. Sekarang telah ditemukan sistem penggolongan darah.
a. Sistem A - B - O
$    Pada tahun 1901, Dr. Karl Landsteiner dan Donath menemukan penyebab
plasma darah seseorang mampu menggumpalkan eritrosit orang lain. Landsteiner menemukan senyawa dalam eritrosit dan memberi nama aglutinogen A dan B.
$    Atas dasar ini, Landsteiner membagi darah manusia menjadi empat golongan, yaitu:
1) Golongan A memiliki aglutinogen A dan aglutinin Ī².
2) Golongan B memiliki aglutinogen B dan aglutinin Ī±.
3) Golongan AB memiliki aglutinogen AB dan aglutinogen tidak memiliki
aglutinin. Sehingga golongan darah AB dapat menerima darah dari semua golongan darah, disebut resipien universal.
4) Golongan O tidak memiliki aglutinogen, tetapi memiliki agutinin Ī± dan Ī². Sehingga golongan darah O dapat mendonorkan darah ke semua golongan darah, disebut donor universal.
$    Kekeliruan pada tranfusi darah menimbulkan akibat fatal karena di dalam plasma darah resipien yaitu orang yang menerima transfusi darah, terbentuk aglutinin. Aglutinin adalah zat antibodi yang akan menggumpalkan darah donor (pemberi), dan pada akhirnya gumpalan itu akan menyumbat pembuluh darah yang berakibat fatal.
b. Sistem Rhesus
$    Sistem rhesus ditemukan oleh Lionel dan Weiner pada tahun 1940 dengan menyuntikkan darah kera Macacus rhesus ke tubuh kelinci, ternyata darah kera tersebut digumpalkan oleh aglutinin yang dihasilkan plasma darah kelinci. Aglutinin yang berasal dari kelinci itu juga menggumpalkan darah manusia walaupun tidak pada semua orang.
$    Secara singkat dapat diterangkan:
1) Golongan darah Rh+, dalam eritrositnya mengandung antigen Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus.
2) Golongan darah Rh– , dalam eritrositnya tidak ada antigen Rhesus, pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Golongan darah Rhesus negatif banyak dimiliki oleh orang Eropa ± 85% dari jumlah penduduk, sedangkan orang Asia terutama Indonesia golongan.

Rangkuman
•    Darah terdiri atas bagian plasma darah dan sel-sel darah.
•    Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
•    Sistem penggolongan darah ada 2 yaitu sistem ABO dan sistem Rhesus.
Soal-Soal Latihan
Terlampir di ProProfs.com
http://www.proprofs.com/quiz-school/story.php?title=soal-latihan-sistem-peredaran-darah-sub-materi-kelas-viii
**********
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi. Terj. dari Biology; oleh Lestari, R. dkk. Jakarta : Erlangga.
Crisden, Shonna . 2009. CK-12 Life Science. California : UCK-12 Foundation
Kimball, J.W. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Pearce, Evelyn. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
     PT Gramedia.
Setyaningsih, Eko. 2010. Biology SMA/MA Grade XI Bringing to Your Life. Jakarta: Bumi Aksara.
***********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar