Cute Cursor

Jumat, 15 Juni 2012

Laporan Praktikum Jaringan Epitel

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang

    Makhluk hidup multiselular memiliki organisasi kehidupan yang dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat yang sangat kompleks. Tingkat sederhana yang dimaksud adalah sel. Sel adalah unit fungsional terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Bagi organisme uniseluler yang hanya memiliki sebuah sel, maka sebuah sel itulah yang mengendalikan seluruh aktivitas hidupnya. Tingkat selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dasar yang menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu jaringan epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan tulang, jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh limfa), jaringan saraf, dan jaringan otot.
    Praktikum Struktur Hewan kali ini ialah mengenai Jaringan epitel yang menyusun tubuh hewan. Jaringan epitel itu sendiri memiliki berbagai macam bentuk, lapisan, dan letak, serta fungsinya bagi tubuh. Oleh karena itu, melalui berbagai kegiatan pengamatan dalam Praktikum Struktur Hewan ini, diharapkan agar Mahasiswa dapat memperluas pemahamannya terhadap struktur tubuh hewan. Mahasiswa dapat membedakan ciri-ciri yang dimiliki oleh tiap jenis jaringan epitel, mengetahui letak jaringan-jaringan epitel tersebut pada tubuh, dan memahami fungsi masing-masing jaringan epitel tersebut.   
Pengetahuan tentang Jaringan yang menyusun tubuh hewan khususnya jaringan epitel merupakan pengetahuan dasar yang tentunya akan sangat membantu Mahasiswa itu sendiri untuk masa-masa yang akan datang. Praktikum ini juga memberikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk dapat mengamati secara langsung struktur Jaringan epitel sehingga akan lebih memahami dan tidak hanya sebatas imajinasi.
B. Tujuan Percobaan   
1.    Untuk mengamati epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak menanduk.
2.    Untuk mengamati kelenjar uniseluler dan kelenjar multiseluler.
3.    Untuk mengamati kelenjar mukosa dan serosa.
4.    Untuk mengamati kelenjar adrenal.
C. Manfaat Percobaan
1.  Mahasiswa mampu mengamati berbagai bentuk jaringan epitel kelenjar pada berbagai organ tubuh hewan.
    2.    Mahasiswa mampu membedakan berbagai macam jaringan epitel kelenjar.
    3.    Mahasiswa mengetahui ciri-ciri, letak, dan fungsi berbagai macam jaringan
           epitel kelenjar yang menyusun tubuh hewan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

    Jaringan (tissue) adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan yang berbeda memiliki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan oleh suatu matriks ekstraseluler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya istilah Jaringan (tissue) berasal dari bahasa Latin yang berarti “tenunan”. Kita dapat mengelompokkan jaringan ke dalam empat kategori utama yaitu jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Keempat macam jaringan tersebut ditemukan pada semua hewan kecuali hewan yang paling sederhana (Campbell, 2002).
    Jaringan epitel dibuat dari sel-sel yang memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh. Jaringan ini juga membentuk kulit yang membungkus tubuh. Epitel kulit melindungi jaringan di bawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet, dan serangan bakteri (Kimball, 1992).
    Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam) atau suatu permukaan bebas (luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium bertumpu pada suatu membran dasar yang biasa disebut membran basalis. Berdasarkan atas banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium dapat dibedakan menjadi epithelium selapis dan epithelium berlapis. Sedangkan atas dasar bentuk selnya maka sel epitel dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus (kuboid), atau memanjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-rambut halus (silia atau rambut getar) pada permukaan distalnya. Beberapa sel epitel juga dapat mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai kelenjar (glandula) atau berfungsi sensoris atau dapat pula untuk menyerap makanan (Nasir, 1994).
Jaringan epitel terdiri atas satu atau banyak lapis sel, yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm, mesoderm atau endoderm. Di bagian tubuh luar, epitel ini membentuk lapisan pelindung, sedangkan pada bagian dalam tubuh, jaringan epitel terdapat disepanjang sisi organ. Jaringan epitel dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel penyusunnya, yaitu (1) epithelium satu lapis (simple epithelium). Epithel ini terdiri atas sel-sel berbentuk pipih, kubus, dan silindris (batang). Epithelium pipih selapis ditemukan antara lain pada lapisan endotel pembuluh darah. Epithelium bentuk kubus ditemukan pada kelenjar tyroid dan pembuluh darah. Epithel berbentuk silindris (batang) ditemukan pada lambung dan usus. (2) Epithelium berlapis banyak (stratified epithelium) yang dibentuk oleh beberapa lapis sel yang berbentuk pipih, kuboid, atau silindris. Epithelium ini dapat ditemukan pada kulit, kelenjar keringat, dan uretra. Beberapa lapisan pada epitheliun ini dapat berubah menjadi sel-sel yang memanjang dan disebut epithelium transisional. Epitel transisional ditemukan pada kandung kemih (vesica urinaria). Disamping itu, terdapat epithelium berlapis banyak semu (pseudostratified epithelium) yang ditemukan pada trakea. Epitel pipih berlapis, seperti yang terdapat di pemukaan kulit kita, mampu melakukan mitosis dengan cepat. Sel-sel baru hasil mitosis menggantikan sel-sel permukaan yang mati. Epitel ini juga sebagai pelindung oragan terhadap abrasi oleh makanan yang kasar, seperti yang ditemukan pada esofagus. Sebaliknya, epitelium pipih selapis berukuran tipis dan lemah, yang cocok untuk pertukaran material dengan cara difusi. Epitel ini ditemukan pada dinding kapiler darah dan alveoli paru-paru (Anonim1, 2010).
Semua kelenjar eksokrin di dalam tubuh tersusun atas sel-sel epitel. Hal yang sama terdapat pada kelenjar endokrin kecuali pada pars nervosa hipofisis dan medulla adrenal yang keduanya terdiri atas jaringan saraf termodifikasi. Kelenjar eksokrin dapat berupa uniseluler misalnya sel Goblet pada epitel saluran pernafasan bagian atas atau pada usus halus. Kelenjar eksokrin bersekresi dengan tiga cara yaitu secara merokrin, epokrin, holokrin. Kelenjar tubuler sederhana dapat dijumpai pada korpus uterus dan Crypt of lieberkuhn, kelenjar tubuler bercabang majemuk dapat dijumpai pada kelenjar Brunner, kelenjar asiner majemuk dijumpai pada pankreas, dan kelenjar tubuler asiner majemuk dijumpai pada kelenjar sub mandibularis dan kelenjar mammae (Tim Pengajar, 2010).
Menurut Anonim2 (2010), Jaringan epitel kelenjar dibedakan berdasarkan:
1.    Pemanfaatan hasil kelenjarnya secara garis besar; dibedakan menjadi kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kedua jenis kelenjar yang disebutkan diatas kesemuanya berasal dari membran epitel yang menutupi permukaan,yang pada suatu saat tumbuh masuk ke dalam jaringan pengikat dibawahnya. Kelompok sel-sel epitel yang mengadakan invasi tersebut. Kelenjar eksokrin : kelenjar ini melepaskan sekret melalui saluran kelenjar (duktus ekskretorius), misalnya kelenjar ludah atau langsung dalam rongga alat berdekatan, misalnya pada kelenjar dinding usus. Sel penghasil sekret dinamakan eksokrinosit.Kelenjar endokrin: kelenjar ini melepaskan sekret langsung ke dalam pembuluh darah atau limfe, dan diangkut ke alat atau jaringan sasaran. Contoh pada kelenjar thyroidea.
2.    Jumlah sel, kelenjar; Kelenjar uniseluler: Kelenjar ini hanya tersusun oleh 1 sel. Kelenjar jenis ini tidak mempunyai saluran keluar, karena biasanya terdapat pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala atau sel cangkir atau “goblet cell”. Kelenjar multiseluler: Terdiri atas banyak sel, umumnya membentuk kelenjar.
3.    Cara pembentukan dan pelepasan sekret; Kelenjar Merokrin: Isi lain sel kelenjar tidak diikutsertakan dalam sekret, sehingga sel sama sekali tidak rusak.Contoh pada Pars exocrin Pancreatis, kelenjar sudorifera. Kelenjar Holokrin: Semua isi sel diikutsertakan dalam sekret. Contoh pada kelenjar sebasea (kelenjar minyak), Sel-sel gamet jantan dan betina. Kelenjar Apokrin: Pada sekret diikutsertakan isi bagian puncak sel, yang menjadi rusak. Contoh pada kelenjar axillaris, kelenjar sirkumanale.
4.    Sifat sekretnya; kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi: Kelenjar Sitogen yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya. Contoh pada testis dan ovarium. Kelenjar Nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung sel-sel. Dari jenis kelenjar ini , dibedakan menjadi: Kelenjar Mukosa, kelenjar Serosa dan kelenjar Seromukosa (campuran). Kelenjar Mukosa: Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya piramidal dengan bagian puncahnya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai bahan pembentuk lendir. Inti sel berbentuk gepeng terdesak di daerah basal. Apabila premusin telah dilepaskan oleh sel kelenjar, maka bahan tersebut berubah menjadi mukus lendir. Diantara kelenjar-kelenjar yang termasuk jenis ini , ada yang berbentuk uniseluler yaitu sel Piala. Kelenjar Serosa: Kelenjar ini menghasilkan sekretnya yang encer jernih yang berbentuk sebagai albumin, kadang-kadang mengandung enzim. Sel-sel Serosa juga berbentuk piramidal dengan inti berbentuk bulat yang terletak agak di tengah. Butir-butir sekretoris bersifat asidofil. Di bagian basal sel terdapat granular endoplasmis reticulum sehingga pada pengamatan dengan mikroskop cahaya, tampak gambaran yang bergaris-garis. Contoh pada kelenjar pankreas, kelenjar parotis. Kelenjar Campuran: Kelenjar yang merupakan campuran dari sel-sel kelenjar Mukosa dan Serosa. Kadang-kadang sel-sel mukosa terdesak oleh sel serosa sehingga membentuk gambaran sebagai bulan sabit yang dinamakan Demiluna Gianuzzi. Contoh pada kelenjar Submandibularis, kelenjar sublingualis.
Jaringan epitel memiliki fungsi yang sangat luas, tergantung lokasi epitel pada suatu organisme. Jaringan epitel berfungsi, antara lain (i) sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh mekanis, fisik, maupun secara kimiawi, misalnya epitel yang terdapat pada kulit, (ii) sebagai organ eksteroreseptor yang mampu menerima rangsangan dari luar, seperti sel-sel neuroepitel pada puting pengecap, (iii) sebagai alat eksresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme (air, garam-garam, amoniak, dan CO2, (iv) sebagai alat osmoregulasi (pengaturan tekanan osmosis cairan tubuh) dengan cara pembuangan garam-garam melalui permukaan kulit, (v) membantu proses respirasi, khususnya pada hewan-hewan akuatik, (vi) sebagai alat gerak, misalnya sayap pada kelelawar, (vii) sebagai alat nutrisi, misalnya kelenjar susu pada mamalia, (viii) sebagai alat absorbsi, misalnya  absorbsi sari-sari makanan pada dinding usus, dan (ix) membantu pembentukan vitamin D dari provitamin D melalui bantuan cahaya matahari (Adnan, 2010).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat

     Hari/ Tanggal        : Kamis/ 18 Maret 2010
     Waktu            : Pukul 11.40 s.d. 13.20 WITA
     Tempat            : Laboratorium Biologi Lantai III sebelah Timur
                   Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat
     1. Mikroskop cahaya
     2. Preparat awetan Human skin
     3. Preparat awetan Intestine/ duodenum
     4. Preparat awetan Papilla sirkumvalata
     5. Preparat awetan Pankreas
     6. Preparat awetan Kelenjar adrenal
C. Prosedur Kerja
     1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
     2. Meletakkan  mikroskop pada tempat yang memiliki pencahayaan yang cukup
         agar preparat yang akan diamati dapat terlihat dengan jelas.
     3. Mengambil preparat awetan Human skin yang akan diamati dan
         meletakkan di meja sediaan pada mikroskop.
     4. Mengamati secara seksama epitel berlapis banyak pipih menanduk pada daerah epidermis kulit (Human skin). Memperhatikan posisi stratum germinativum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidium, stratum korneum, dan membran basal.
     5. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
     6. Mengambil preparat awetan Papilla sirkumvalata yang akan diamati dan
         meletakkan di meja sediaan pada mikroskop.
     7. Mengamati secara seksama epitel berlapis banyak pipih tidak menanduk  pada daerah epidermis Papilla sirkumvalata lidah. Memperhatikan posisi stratum germinativum, stratum spinosum, stratum granulosum, dan membran basal.
     8. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
     9. Mengambil preparat awetan Intestine/ duodenum yang akan diamati dan meletakkan   di meja sediaan pada mikroskop.
  10. Mengamati secara seksama kedudukan sel goblet diantara sel-sel epitel usus dan sel argentafin, serta kedudukan crypt of lieberkuhn diantara vili-vili usus pada daerah mukosa.
  11. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
  12. Mengambil preparat awetan Papilla sirkumvalata lidah yang akan diamati dan meletakkan   di meja sediaan pada mikroskop.
  13. Mengamati secara seksama daerah lamina propria dan kedudukan kelenjar serosa.
  14. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
  15. Mengambil preparat awetan Pankreas yang akan diamati dan meletakkan   di meja sediaan pada mikroskop.
  16. Mengamati secara seksama acini serosa dan inti sel sentro-asiner serta satu pulau Langerhans.
  17. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.   
  18. Mengambil preparat awetan Kelenjar adrenal yang akan diamati dan meletakkan   di meja sediaan pada mikroskop.
  19. Mengamati secara seksama daerah korteks. Memperhatikan zona glomerulosa, zona fasikulata, dan zona retikularis.
20. Mengamati secara seksama daerah korteks. Memperhatikan sel-sel epitel berupa    sel chromaffin yang tersusun membentuk jala-jala padat.
  21. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan

Pengamatan V
Preparat awetan Human skin
Epitel berlapis banyak pipih menanduk

Pengamatan VI
Preparat awetan Intestine/ duodenum
Sel Goblet


Preparat awetan Intestine/ duodenum
Crypt of lieberkuhn


A = intestinal lumen; B = lamina propria; C= lamina muscularis mucosae; D = blood vessel; E = surface epithelium; F = Goblet cell; G = stem cells; H = crypt lumen; I = submucosa.
Pengamatan VII
Preparat awetan Pankreas






  
 Pengamatan VIII
Preparat awetan Kelenjar adrenal
Korteks Adrenal

Keterangan :
1.     Lapisan kapsul
2.     Zona glomerulus
3.     Zona Fasikulata
4.     Zona Retikularis
5.    Medulla adrenal
B. Pembahasan
     Pengamatan V
    Jaringan epitel berlapis banyak pipih dapat berupa epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak menanduk. Epitel berlapis banyak pipih menanduk dapat ditemui pada kulit (Human skin). Pada pengamatan preparat awetan Human skin dengan pembesaran 10x10 tampak bahwa kulit memiliki lapisan-lapisan (stratum) yang menyusunnya walaupun pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya ini tidak terlalu jelas batas-batas antara lapisan-lapisan tersebut. Lapisan pertama yaitu yang paling atas tampak seperti beberapa garis yang tersusun mendatar dan berwarna merah jambu kekuningan. Menurut teori, lapisan ini adalah stratum korneum. Lapisan kedua terdiri atas sel-sel yang bentuknya pipih berwarna cokelat tua yang menurut teori lapisan ini adalah stratum lusidium. Lapisan ketiga terdiri dari sel-sel yang berbentuk bulat-bulatan kecil berwarna cokelat yang menurut teori adalah stratum granulosum. Lapisan keempat tampak sel-sel yang berbentuk bulatan besar yang memanjang secara vertikal (lonjong) dan ditengahnya terlihat bulatan lonjong juga yang merupakan intinya serta sel-sel yang berbentuk bulatan kecil, yang keduanya berwarna merah jambu kecokelatan. Menurut teori, lapisan ini adalah stratum germinativum dan stratum spinosum yang pada pengamatan ini belum tampak batas yang jelas antara kedua stratum tersebut. Adapun bagian-bagian dari epitel berlapis banyak pipih menanduk pada kulit adalah stratum germinativum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidium, stratum korneum, dan membran basal (Sumber : Adnan, 2010).
    Pengamatan epitel berlapis banyak pipih tidak menanduk  pada preparat awetan Papilla sirkumvalata sebenarnya tidak diamati secara langsung disebabkan preparat awetan Papilla sirkumvalata tidak tersedia. Namun, Asisten memberikan penjelasan yang cukup mengenai pengamatan epitel berlapis banyak pipih tidak menanduk  pada preparat awetan Papilla sirkumvalata.
    Selain pada bagian Papilla sirkumvalata di lidah,  epitel berlapis banyak pipih tidak menanduk  juga dijumpai pada permukaan yang basah misalnya rongga mulut, eshopagus, epiglottis, dan vagina. Jaringan epitel pada daerah tersebut tersusun atas beberapa lapis yaitu sel-sel epitel pipih pada bagian apeks, beberapa lapis sel sepitel kubus di tengah, dan epitel kubus atau silindris pada bagian basal. Adapun bagian-bagian dari epitel berlapis banyak pipih tidak menanduk pada  Papilla sirkumvalata di lidah adalah stratum germinativum, stratum spinosum, stratum granulosum, membran basal, dan beberapa sel pengecap (Sumber : Tim Pengajar, 2010).
Pengamatan VI
    Pada pengamatan kelenjar uniseluler (kelenjar yang dibangun oleh satu sel saja) dan kelenjar multiseluler (kelenjar yang dibangun oleh banyak sel) pada Intestine khususnya duodenum dengan pembesaran 10x10, tampak sel-sel epitel selapis silindris yang tersusun melingkar berwarna keabu-abuan, dengan sitoplasma biru bening. Dengan menggunakan mikroskop cahaya, hasil pengamatan yang diperoleh tidak terlalu jelas yang mana sel Goblet yang mewakili epitel kelenjar uniseluler dan Crypt of lieberkuhn yang mewakili epitel kelenjar multiseluler. Namun, bila diamati menggunakan mikroskop yang lebih canggih maka akan tampak kedudukan sel Goblet dan Crypt of lieberkuhn. Kedudukan sel Goblet akan tampak diantara sel-sel epitel usus. Sel Goblet atau sel lender berbentuk kerucut, inti tampak meruncing pada bagian bawahnya, pangkal sel sempit, bagian tengah melebar, dan puncak sel yang merupakan bagian terlebar yang mengandung vesiukula-vesikula yang berisi mucus. Sedangkan Crypt of lieberkuhn merupakan sel Goblet yang mengalami penebalan pada bagian tepi sel Goblet itu sendiri, tidak melekat pada membran basal, termasuk kelenjar multiseluler sederhana yaitu kelenjar yang hanya mempunyai satu saluran saja yang tidak bercabang. Adapun bagian-bagian duodenum terutama pada bagian villi yaitu sel epitel selapis silindris, sel Goblet, sel argentafin, lamina propria, membran basal, dan Crypt of lieberkuhn (Sumber: Adnan, 2010).
Pengamatan VII
        Pengamatan kelenjar mukosa dan serosa pada preparat awetan Papilla sirkumvalata sebenarnya tidak diamati secara langsung disebabkan preparat awetan Papilla sirkumvalata tidak tersedia. Namun, Asisten memberikan penjelasan yang cukup mengenai pengamatan kelenjar mukosa dan serosa pada preparat awetan Papilla sirkumvalata. Hasil yang diperoleh bahwa pada Papilla sirkumvalata akan ditemui dua buah kelenjar yaitu kelenjar mukosa dan serosa yang mempunyai bentu yang berbeda. Kelenjar mukosa memiliki bentuk sel epitel kubus . Kelenjar mukosa menghasilkan sekret yang bersifat kental dan terdiri atas glikoprotein, biasa disebut mukus. Kelenjar serosa bentuknya sel epitel pipih. Kelenjar serosa adalah kelenjar yang menghasilkan sekret yang berupa cairan encer, dan biasanya berupa enzim dan dinamakan sereus (Sumber : Adnan, 2010).
    Pada pengamatan kelenjar mukosa dan serosa pada preparat awetan Pankreas dengan pembesaran 10x10, tampak adanya suatu bulatan lonjong secara vertikal dengan ukuran yang cukup besar berwarna merah jambu dengan bagian tengahnya tampak berisi sitoplasma, yang dikelilingi sel berbentuk bulat kecil. Namun, bagian-bagiannya tidak tampak jelas.  Bila diamati menggunakan mikroskop yang lebih canggih akan diperoleh bagian dari pancreas yaitu acini serosa berupa bulatan kecil mengelilingi pulau Langerhans, pulau Langerhans yang mengandung sel α yang berfungsi menghasilkan insulin yang hanya terdapat satu inti dan sel β yang berfungsi menghasilkan glukagon yang terdapat dua inti. Kelenjar pankreas termasuk kelenjar campuran yang dibangun oleh kelenjar eksokrin dan endokrin (Sumber: Adnan, 2010).
Pengamatan VIII
    Pada pengamatan preparat awetan kelenjar adrenal dengan pembesaran 10x10, diamati bentuk sel yang tidak teratur, ada bentuk bulat, lonjong, dengan sitoplasma berwarna merah jambu dan tampak mengandung butir-butir seperti pasir yang juga berwarna merah jambu. Di bagian tepi, terdapat struktur yang rapi seperti batu bata. Bila diamati menggunakan mikroskop yang lebih canggih akan diperoleh bagian dari korteks kelenjar adrenal dari luar ke dalam adalah lapisan kapsul yang terletak paling luar, kemudian zona glomerulus, zona fasikulata, zona retikularis, dan medulla adrenal.  Sedangkan bagian medulla adrenal tersusun atas beberapa sel chromaffin.
    Kelenjar adrenal termasuk kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran pelepasan. Sekretnya dikeluarkan melalui pembuluh darah dan pembuluh limfa kemudian dialirkan ke seluruh tubuh (Sumber: Adnan, 2010).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh terhadap berbagai macam jaringan epitel, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Jaringan epitel berlapis banyak pipih dapat berupa epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak menanduk. Epitel berlapis banyak pipih menanduk dapat ditemui pada kulit (Human skin). Bagian-bagian dari epitel berlapis banyak pipih menanduk pada kulit dari luar ke dalam adalah stratum germinativum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidium, stratum korneum, dan membran basal. Epitel berlapis banyak pipih tidak menanduk  dapat ditemui pada Papilla sirkumvalata. Bagian-bagian pada  Papilla sirkumvalata adalah stratum germinativum, stratum spinosum, stratum granulosum, membran basal, dan beberapa sel pengecap.
2.    Kelenjar uniseluler (kelenjar yang dibangun oleh satu sel saja) contohnya sel Goblet dan kelenjar multiseluler (kelenjar yang dibangun oleh banyak sel) contohnya Crypt of lieberkuhn yang merupakan kelenjar multiseluler sederhana yaitu kelenjar yang hanya mempunyai satu saluran saja yang tidak bercabang.
3.    Kelenjar mukosa menghasilkan sekret yang bersifat kental dan terdiri atas glikoprotein, biasa disebut mukus. Kelenjar serosa adalah kelenjar yang menghasilkan sekret yang berupa cairan encer, dan biasanya berupa enzim dan dinamakan sereus. Papilla sirkumvalata dan pancreas keduanya termasuk kelenjar campuran yang menghasilkan secret berupa mucus dan sereus.
4.    Kelenjar adrenal termasuk kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran pelepasan. Bagian dari korteks kelenjar adrenal dari luar ke dalam adalah lapisan kapsul yang terletak paling luar, kemudian zona glomerulus, zona fasikulata, zona retikularis, dan medulla adrenal. Bagian medulla adrenal tersusun atas beberapa sel chromaffin.
B. Saran
1. Untuk Praktikan : agar berhati-hati mengunakan mikroskop dan preparat
               awetan.
2. Untuk Asisten : agar mendampingi praktikan saat praktikum berlangsung.
3. Untuk Laboratorium : agar alat dan bahan dilengkapi dan mikroskop yang
                    Rusak harap diganti.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan dan Pagarra, Halifah. 2010. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi
    FMIPA UNM.
Anonim1. 2010. Jaringan Hewan. http://www.bima.ipb.ac.id/Materi/jaringan_hewan.         Diakses tanggal 19 Maret 2010.

Anonim2. 2010. Epitel Kelenjar. http://histovet1.blogspot.com/epitel-kelenjar.html.
             Diakses  tanggal 19 Maret 2010.

Campbell, Reece, dan  Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Kimball, John. W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga.   

Nasir, M., Sugiyanto, J., dan Situmorang, J. 1994. Penuntun Praktikum Biologi  Umum. Yogyakarta: Depdikbud.

Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi
    FMIPA UNM.




1 komentar:

  1. terima kasih info makalahx, ada bahan lain yang untuk uji epitel pipi, kan materi untuk anak sma gt. thanx

    BalasHapus