Cute Cursor

Jumat, 15 Juni 2012

Laporan Praktikum Sistem Rangka

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
         Makhluk hidup multiselular memiliki organisasi kehidupan yang dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat yang sangat kompleks. Tingkat sederhana yang dimaksud adalah sel. Sel adalah unit fungsional terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Bagi organisme uniseluler yang hanya memiliki sebuah sel, maka sebuah sel itulah yang mengendalikan seluruh aktivitas hidupnya. Tingkat selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dasar yang menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu jaringan epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan tulang, jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh limfa), jaringan saraf, dan jaringan otot. Selanjutnya kumpulan jaringan yang memiliki fungsi dan struktur yang sama disebut organ, dan sekumpulan organ yang memiliki fungsi dan struktur yang sama disebut sistem organ.
Praktikum Struktur Hewan kali ini ialah mengenai sistem rangka yang menyusun tubuh hewan. Sistem rangka mulai dari atas yaitu tulang tengkorak dan wajah, kemudian tulang anggota badan, dan tulang ekstremitas atas dan bawah. Oleh karena itu, melalui berbagai kegiatan pengamatan dalam Praktikum Struktur Hewan ini, diharapkan agar Mahasiswa dapat memperluas pemahamannya terhadap struktur tubuh hewan. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam tulang penyusun rangka manusia dan rangka hewan. Pengetahuan tentang sistem yang membentuk tubuh hewan merupakan pengetahuan dasar yang tentunya akan sangat membantu Mahasiswa itu sendiri untuk masa-masa yang akan datang. Praktikum ini memberikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk dapat mengamati secara langsung struktur sistem rangka secara langsung.
B. Tujuan Percobaan
    1. Untuk mengamati tulang-tulang penyusun rangka manusia.
2. Untuk mengamati tulang-tulang penyusun tengkorak manusia.
3. Untuk mengamati tulang-tulang penyusun anggota badan manusia.
4. Untuk mengamati tulang-tulang penyusun ekstremitas atas manusia.
5. Untuk mengamati tulang-tulang penyusun ekstremitas bawah manusia.
6. Untuk mengamati tulang-tulang penyusun rangka Aves.
7. Untuk mengamati tulang-tulang penyusun rangka Ampibi yaitu Katak.
8. Untuk mengamati tulang-tulang penyusun rangka Pisces.
C. Manfaat Percobaan
     1. Mahasiswa mampu mengamati berbagai bentuk tulang penyusun sistem 
         rangka manusia dan hewan-hewan vertebrata.
     2. Mahasiswa mengetahui nama latin tulang penyusun sistem rangka manusia dan 
         hewan-hewan vertebrata.
     3. Mahasiswa mengetahui letak tulang penyusun sistem rangka manusia dan 
         hewan-hewan vertebrata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

    Sistem rangka merupakan suatu system yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi eksoskeleton dan endoskeleton. Eksoskeleton secara embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja, serta keduanya. Sedangkan endoskeleton secara embriologis berasal dari jaringan sub dermal, yaitu endoskeleton tulang, endoskeleton rawan, dan korda. Eksoskeleton umumnya dijumpai pada hewan invertebrata. Pada vertebrata lebih dikenal sebagai dermal skeleton. Endoskeleton umumnya dijumpai pada hewan vertebrata (Adnan, 2010).
    Rangka tubuh manusia tersusun dari 206 tulang yang saling bersendi membentuk suatu sistem rangka. Tulang-tulang tersebut umumnya merupakan tulang-tulang yang dapat dipisahkan, namun ada beberapa tulang yang telah tumbuh menjadi satu. Rangka manusia termasuk endoskeleton (rangka dalam) yang mempunyai fungsi: (1) menegakkan tubuh, (2) melindungi bagian tubuh yang lemah, (3) tempat melekatnya otot-otot rangka, (4) memberi bentuk pada tubuh, (5) sebagai alat gerak pasif, (6) sebagai tempat memproduksi sel-sel darah misalnya sel darah merah diproduksi di sumsum pada tulang belakang, dan (7) sebagai tempat cadangan kalsium dan fosfat (Soewolo, 2003).
    Rangka tubuh manusia terdiri dari dua bagian, yaitu rangka aksial (rangka sumbu) dan rangka apendikuler (rangka anggota badan). Rangka sumbu membentuk sumbu panjang tubuh, tersusun dari tulang-tulang tengkorak, tulang-tulang belakang, tulang dada, dan tulang-tulang rusuk. Rangka anggota badan terdiri dari anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Anggota gerak atas tersusun atas tulang bahu dan tulang-tulang lengan, sedangkan anggota gerak bawah tersusun atas tulang-tulang pelvis/ pinggul dan tulang-tulang kaki (Soewolo,2003).
    Menurut Pearce (2004), tulang-tulang kerangka diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan formasinya, yaitu:
1.    Tulang panjang atau tulang pipa teruatam dijumpai dalam anggota gerak. Setiap tulang panjang terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkannya bergerak.
2.    Tulang pendek. Contoh yang baik dapat dilihat pada tulang-tulang karpalia di tangan dan tarsalia di kaki. Mereka sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Tulang-tulang ini diselubungi jaringan padat tipis. Karena kuatnya, tulang pendek mampu mendukung seperti tapak pada pergelangan tangan.
3.    Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan ditengahnya lapisan tulang seperti spons. Ia dijumpai dimana diperlukan perlindungan, seperti pada tengkorak, tulang inominata, tulang panggul atau koxa, tulang-tulang iga, dan skapula (tulang belikat). Tulang pipih menyediakan permukaan luas untuk kaitan otot-otot, misalnya skapula.
4.    Tulang tak beraturan adalah tulang yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu dari ketiga kelas tadi. Contoh tulang tak beraturan adalah vertebra dan tulang wajah.
5.    Tulang sesamoid termasuk kelompom lain. Ia berkembang dalam tendon otot-otot dan dijumpai di dekat sendi. Patella adalah contoh yang terbesar dari jenis ini.
     Tengkorak adalah tulang kerangka dari kepala yang disusun menjadi dua bagian yaitu cranium (ada kalanya disebut kalvaria) terdiri atas delapan tulang dan kerangka wajah terdiri atas empat belas tulang. Rangka tengkorak mempunyai permukaan atas yang dikenal sebagai kubah tengkorak, licin pada permukaan luar dan pada permukaan dalam ditandai dengan gili-gili dan lekukan supaya dapat sesuai dengan otak dan pembuluh darah. Permukaan bawah dari rongga dikenal sebagai dasar tengkorak atau basis kranii. Ia ditembusi oleh banyak lubang supaya dapat dilalui pembuluh darah dan serabut saraf (Pearce, 2004).
    Kolumna vertebrlis atau rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua ruas tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67 sentimeter. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24 buah diantaranya tulang-tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang. Vertebra dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya. Tujuh vertebra servikalis atau ruas tulang bagian leher membentuk daerah tengkuk. Dua belas vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian belakang torax atau dada. Lima vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang membentuk daerah lumbal atau pinggang. Lima vertebra sakralis atau ruas tulang kelangkang membentuk sakruk atau tulang kelangkang. Empat vertebra koksigeus atau ruas tulang tungging membentuk tulang koksigeus atau tulang tungging (Pearce, 2004).
    Sisik dan sirip ikan merupakan eksoskeleton sedangkan endoskeleton terdiri atas tempurung kepala, columna vertebralis, cingulum pektoralis, tulang-tulang kecil tambahan yang menyokong sirip. Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak capsula untuk tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory), dan skeleton viceralis yang membentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanisme. Tempurung kepala melekat dekat sekali dengan columna vertebralis oleh karena itu ikan tidak bias memutar kepalanya. Gigi terdapat pada tulang premaxxilary dentary, vomer, dan tulang platina (Jasin, 1992).
    Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian yang lunak. Pada fase berudu, tulang-tulang masih lunak. Kemudian pada fase dewasa menjadi keras. Tapi pada persambungan tulang masih lunak dengan permukaan yang licin. Tempurung kepala, vertebrae, dan sternum merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton apendiculare (Jasin, 1992).
    Skeleton Aves bila dibandingkan dengan Reptilia dan Mamalia merupakan tulang berongga dan ringan. Hal ini merupakan modifikasi untuk terbang. Aves adalah bipedal. Tulang tempurung pada hewan yang masih muda terpisah satu dan yang lainnya, setelah dewasa akan bersenyawa menjadi satu. Tulang tempurung kepala terdiri atas kotak otak yang bulat, rongga mata, dan rahang (maxillae) yang terproyeksi keluar sebagai paruh, rahang bawah (mandibulae) bersendi dengan tulang quadrat yang mudah digerakkan. Persendian antara tulang kepala dan leher dengan sebuah sistem condyl (condylus occipitalis) (Jasin, 1992).
     Kelompok ikan berkerangka tulang sejati mempunyai tulang tengkorak dan tulang rangka serta ruas-ruas tulang belakang. Ikan bergerak dengan bantuan sirip yang diperkuat oleh tulang rusuk. Sirip ikan dibedakan atas sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang, dan sirip ekor. Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab tanpa bulu yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya. Kelompok hewan melata (reptil) adalah binatang bertulang belakang berkulit berkulit kering, bersisik, dan bernapas dengan paru-paru. Hewan melata termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya. Kura-kura dan penyu mempunyai tubuh yang lebar dan dibungkus oleh kulit cangkang yang tersusun dari zat tanduk yang keras dan kasar. Kulit bagian atas berbentuk cembung dan bundar disebut karapaks dan kulit bagian bawah datar disebut plastron berfungsi menyokong dan melindungi tubuh kura-kura. Kadal mempunyai tubuh panjang dan langsing yang meruncing ke belakang dan berakhir berupa ekor. Leher kadal panjang, pada badannya terdapat empat kaki dengan lima jari pada masing-masing kaki. Kadal adalah hewan yang sangat tangkas, dapat lari dan merayap dengan cepat. Ekor kadal yang panjang bisa membantu pergerakannya. Beberapa jenis memutuskan ekornya bila dalam keadaan bahaya. Ekornya yang diputus akan bergerak-gerak dan menarik perhatian musuh sehingga kadal dapat lari dan selamat dari bahaya (Anonim1, 2010).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat

     Hari/ Tanggal        : Kamis/ 22 April 2010
     Waktu            : Pukul 11.40 s.d. 13.20 WITA
     Tempat            : Laboratorium Biologi Lantai III sebelah Barat
                   Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
     1. Torso rangka manusia
C. Prosedur Kerja
    a.  Pengamatan I
         1. Menyiapkan torso penampang melintang dari folikel rambut.
    2. Memperhatikan bagian-bagiannya, yaitu batang rambut, epidermis, kelenjar
         minyak, pilorum, akar rambut, folikel rambut, bullus rambut, papilla
           rambut, dan matriks rambut.   
    3. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
    b.  Pengamatan II
        1. Menyiapkan tempurung rumah penyu (Chelonia sp) yang telah diawetkan.
        2. Mengamati bagian carapace yaitu pelat-pelat marginal, nukhal, neural, pigal,
               dan pelat-pelat kostal.
        3. Mengamati bagian plastron yaitu gular, humeral, pektoral, abdominal,
            femoral, dan anal.
        4. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
    c.  Pengamatan III
           1. Menyiapkan bulu ayam dari bagian sayap mewakili bagian pluma, bulu
           leher mewakili bagian plumula, dan bulu ayam bagian ketiak mewakili
           bagian filopluma.
    2. Mengamati bagian-bagian bulu jenis pluma dan menentukan bagian
        kalamus, veksilum, umbilikus inferior, umbilikus superior, rakhis, rami,
        radii, dan radiola.
    3. Mengamati jenis-jenis bulu berdasarkan strukturnya (pluma, plumula, dan
          filopluma.
    4. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
       d.  Pengamatan IV
           1. Menyiapkan seekor kucing untuk diamati bagian kaki khususnya
        bagian-bagian tori (bantal-bantal kaki).
    2. Menentukan digital tori, interdigital tori, hypotenal torus, dan thenar torus.
         3. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
    4. Menyiapkan kaki kambing untuk diamati bagian telapak.
            5. Mengamati bagian-bagian telapak kaki kambing dan menentukan unguis,
        distal phalanx, dan sub unguis.
    6. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
    7. Menyiapkan tanduk sapi dan menentukan bagian epidermal horn, prong, dan
        bony core.
    8. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
    9. Mengamati kuku manusia dan menentukan bagian pada kuku manusia
        seperti ujung kuku, badan kuku, lunula, eponychium, dan akar kuku.
        10. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
    11. Menyiapkan kaki ayam yang dilengkapi taji dan menentukan bagian
          epidermal taji dan kuku.
    12. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan

      1. Pengamatan I
          Rangka manusia

             2. Pengamatan II
                  a. Tulang anggota badan

                   b. Tulang belakang (Columna vertebralis)
              3. Pengamatan III
                  Tulang tempurung kepala dan Tulang wajah
               4. Pengamatan IV
                  Tulang ekstremitas Superior

               5. Pengamatan V
                   Tulang ekstremitas Inferior
                6. Pengamatan VI
                    Skeleton Aves
                 7 . Pengamatan VII
                      Skeleton Katak 

                     8. Pengamatan VIII
                         Skeleton Ikan bertulang keras





Tidak ada komentar:

Posting Komentar